"WHAT A JOKE!" teriak saya dalam hati ketika melihat price list di buku menu sebuah Japanese resto.
Siang ini saya bersama sahabat zulfa dan nanda bermaksud lunch cantik cenderung hedon karena terbawa euforia uang lab kami yang akhirnya cair. Pilihan jatuh pada sebuah Japanese resto yang sebenarnya memang kami ingin coba sudah sejak lama. Berbekal kekepoan semata, keputusanpun diambil.
Buku menu akhirnya dibuka. Saya tertawa dalam hati. Miris. Kami bertiga membolak-balik menu di atas meja dalam keheningan yang menyesakkan. Memutar otak bagaimana cara melarikan diri dari tempat itu. Dari yang pura-pura ke toilet, pura-pura dapet telfon dari orang rumah yang ngabarin anjing peliharaan saya kolaps (dan siap untuk dirica-rica), namun kami memutuskan untuk menyerah. Hanya bisa berpandangan satu sama lain dengan tatapan nanar yang sama. Hiks
Setelah memesan sushi yang namanya susah untuk dilafalkan dengan lidah orang Indonesia, kamipun menanti dalam diam. Untuk ngobrol saja kami cenderung berbisik, saking sepinya restoran tersebut yang juga minus musik. Kadar shock kami surprisingly bertambah ketika sushi pertama pesanan kami dihidangkan. Ha ha ha! Saya dapet zonk!
Seorang teman saya pernah berkata, sushi yang enak itu berbanding lurus dengan harganya. Siang ini dengan bangga saya patahkan dalil tersebut! Oke, katakan lidah saya jowo banget! Ternyata saya tidak se-sushi-freak itu. Kami lupa satu hal penting yang seharusnya ditanyakan sebelum memesan sushi: sushi disajikan mentah atau matang. Kami (SAYA) pun semakin terperosok dalam jurang kenistaan. So sushi-tastic! *cakar aspal*